Selasa, 23 Juni 2009

Demam, Apakah Selalu Merugikan?



Demam atau panas badan merupakan gejala penyakit yang seringkali dijumpai pada manusia sejak anak-anak, dewasa hingga orangtua. Timbulnya demam akan mengakibatkan metabolisme meningkat sehingga frekuensi denyut jantung juga meningkat. Selain itu, biasanya demam juga diringi rasa tidak enak badan, nyeri sendi dan juga delirium (mengigau). Apa yang terjadi saat seseorang mengalami demam, hingga apa yang mesti dilakukan untuk menanggulangi demam menjadi suatu hal yang penting bagi kita untuk mengetahuinya.

Bagaimana tubuh mempertahankan suhu ?

Suhu tubuh manusia normalnya adalah sekitar 36-38 derajat celcius. Suhu ini dipertahankan lewat energi yang dihasilkan oleh proses metabolisme dari zat-zat makanan dari sumber karbohidrat, lemak dan protein di sel-sel tubuh khususnya di mitokondria. Energi yang dihasilkan dalam bentuk ATP sebagian diubah menjadi energi panas yang digunakan untuk mempertahankan suhu tubuh. Pusat pengatur suhu sendiri terdapat di hypothalamus, bagian dari otak. Di sinilah suhu tubuh diatur dan dipertahankan dengan pengaturan setting point suhu.

Demam dapat disebabkan oleh infeksi, maupun oleh penyebab lain seperti keganasan(neoplasma /kanker), penyakit autoimun, dan penyakit hipertiroid. Umumnya demam terjadi ketika seseorang mengalami infeksi baik oleh bakteri maupun virus. Jika, bakteri atau virus masuk ke dalam tubuh manusia, keduanya akan mengahasilkan zat-zat pyrogen (zat yang menyebabkan demam) yang akan meningkatkan setting point suhu di hypothalamus. Zat-zat pyrogen ini akan merangsang pelepasan PGE2 (prostaglandin2) yang selanjutnya akan meningkatkan setting point suhu di hypothalamus. Kenaikan setting pont ini akan menyebabkan perbedaan antara suhu setting point dengan suhu tubuh, dimana suhu setting point lebih tinggi daripada suhu tubuh. Untuk menyamakan perbedaan ini, suhu tubuh akan meningkat sehingga menyebabkan demam. Pada saat awal kenaikan panas tubuh, suhu tubuh yang lebih rendah daripada setting point menyebabkan terjadinya vasokonstriksi (penyempitan) pembuluh darah untuk mengcegah hilangnya panas dari tubuh, sementara penderita akan merasa kedinginan dan menggigil untuk meningkatkan suhu tubuh. Proses ini mengakibatkan penderita merasa kedinginan dan menggigil meskipun jika diukur, tubuhnya panas. Peristiwa ini akan berhenti apabila suhu tubuh sudah sama dengan setting point suhu di hypothalamus.


Bagaimana obat penurun demam bekerja?

Obat-obatan penurun demam mungkin sudah banyak diketahui masyarakat. Panadol, bodrex, sanmol merupakan obat-obatan penurun demam yang banyak dijual di warung. Pada umumnya obat-obatan tersebut mengandung jenis antipyretic (penurun panas) yang paling aman yaitu paracetamol atau acetaminophen. Jenis obat ini akan menghambat terbentuknya PGE2 sehingga setting point di hypothalamus akan menurun. Penurunan suhu setting point ini akan menyebabkan penurunan suhu tubuh untuk menyamakan dengan suhu di setting point sehingga tubuh yang tadinya demam, akan normal kembali.




Ketika terjadi penurunan setting point, suhu tubuh yang lebih tinggi akan mengakibatkan terjadinya vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah sehingga panas akan lebih mudah dilepaskan melalui radiasi. Hal ini akan diiringi dengan peningkatan penguapan (evaporasi) yang ditandai dengan keluarnya keringat sehingga suhu tubuh turun.

Bagaimana mengukur suhu tubuh?

Secara sederhana, sebenarnya kita dapat mengukur suhu tubuh dengan mengunakan punggung tangan kita sebagaimana yang sering dilakukan orang-orang tua kita dengan menempelkan punggung tangan ke kepala. Cara ini tergolong praktis untuk skrining awal menentukan seseorang demam atau tidak, sayangnya tidak semua orang memiliki sensitivitas yang sama dalam menentukan ketidaknormalan suhu tubuh. Agar lebih akurat, kita dapat menggunakan thermometer baik yang berupa thermometer raksa ataupun thermometer digital. Alat ini bisa dibeli di toko alat kesehatan atau juga di apotik. Model Thermometer raksa sekarang sudah mulai ditinggalkan karena waktu pengukurannya yang relatif lama 5-10 menit. Seiring dengan kemajuan teknologi, kini kita dapat menggunakan thermometer digital yang lebih praktis, dan waktu pengukuran lebih cepat. Suhu tubuh normal manusia adalah 36.1–37.8 °C. Bila lebih dari rentang itu, seseorang dapat dikatakan menderita demam. Tempat pengukuran dapat dilakukan dibeberapa tempat, diantaranya:

  • oral yaitu diletakkan dibawah lidah

  • aksila di lipat ketiak

  • rectal yaitu di dubur

  • tympani yaitu di telinga
    • Dari keempat tempat tersebut, pengukuran di tympani atau di telinga menggunakan thermometer infra red merupakan cara yang paling akurat, karena suhu tubuh yang didapat lebih dekat dengan suhu inti tubuh, sedangkan yang paling tidak akurat adalah pengukuran di aksila dikarenakan pengaruh suhu lingkungan yang besar, dan adanya pengaruh dari keringat. Untuk anda yang belum pernah melihat jenis thermometer tympani dapat melihat disini.

      Demam vs obat penurun panas

      Sebenarnya, demam merupakan usaha tubuh untuk melawan kuman-kuman yang masuk ke dalam tubuh. Kenaikan suhu tubuh akan menghambat proses kembang biak bakteri maupun virus dengan cara menghambat replikasi (penggandaan materi genetik untuk memperbanyak diri) DNA pada bakteri, dan RNA pada virus. Dengan cara ini, jumlah bakteri maupun virus akan dibatasi.

      Selain menghambat kembang biak kuman, demam juga dapat menjadi sirine dari tubuh yang menandakan adanya sesuatu yang tidak beres dalam tubuh, apakah karena infeksi maupun karena sebab lainnya. Dengan mengamati pola demam, dokter akan dapat mengenal jenis kuman yang menyerang tubuh penderita. Misalnya, pada infeksi salmonella typhi yang menyebabkan typhoid, akan menimbulkan pola demam yang khas, dimana saat malam hari suhu tubuh naik, sedangkan pada pagi hari suhu tubuh turun, dan berulang seperti gambaran anak tangga. Sedangkan pada demam berdarah (DHF), biasanya menggambarkan pola sadle appearance (seperti pelana kuda). Pada DHF suhu tubuh naik pada hari 1-3, dan menurun pada hari 3-5 dan naik kembali pada hari ke 6-7. Dengan mengetahui, pola demam, dokter akan dapat menentukan terapi yang tepat sesuai dengan penyebab infeksi. Pola demam yang khas tidak akan terjadi bila penderita menggunakan obat-obatan penurun panas, karena demam akan segera turun setelah pemakaian obat penurun panas, dan akan naik kembali jika pengaruh obat telah habis.
      Demam hanyalah gejala dari suatu penyakit, penggunaan obat-obatan penurun panas hanya akan menurunkan demam sementara waktu, jika penyebabnya belum teratasi, maka demam akan timbul kembali.

      Bagaimana menyikapi demam?
      • Jika demam menyerang, sebaiknya anda beristirahat karena demam merupakan usaha tubuh untuk melawan infeksi kuman
      • Jika demam begitu mengganggu ,lakukanlah kompres air hangat di kepala untuk menurunkan suhu tubuh, serta minum banyak air untuk mencegah dehidrasi. Kompres air hangat akan menyebabkan otak menerima informasi bahwa suhu tubuh terlalu tinggi sehingga setting point di hypothalamus akan diturunkan, hal ini menyebabkan suhu tubuh akan mengikuti penurunan suhu tubuh. Sebaliknya, bila kompres dengan air dingin, otak akan menerima informasi bahwa suhu disekitar terlalu rendah sehingga setting point tidak akan turun, bahkan penderita akan merasa kedinginan dan tubuhnya akan menggigil untuk menaikan suhu tubuh yang lebih rendah dari setting point di hipotalamus.
      • Jika demam tidak turun juga, anda dapat gunakan obat-obatan penurun panas.
      • Jika demam naik lagi setelah pengaruh obat habis, sebaiknya anda konsultasi ke dokter anda untuk mengetahui penyebab demam tersebut dan menanggulanginya.
      • Pada anak-anak usia 0-2 tahun, demam dapat mengakibatkan timbulnya kejang (step) pada sebagian anak. Kejang demam merupakan salah satu keadaan yang memerlukan tindakan segera untuk menghentikannya karena dapat mengakibatkan rusaknya otak. Sehingga pada anak-anak usia tersebut, pemberian obat-obatan penurun panas merupakan pilihan paling tepat untuk mencegah timbulnya kejang saat terjadi demam pada anak.

      Nah, apakah demam selalu merugikan, silahkan anda menilainya sendiri..

      by Afiat


      visit my blog at
      http://afiat-sehatwalafiat.blogspot.com/
      http://stetoskopku.blogspot.com/

      Comments :

      0 komentar to “Demam, Apakah Selalu Merugikan?”


      Posting Komentar